Friday, February 22, 2008

TERSENYUMLAH !

Tersenyum mempunyai pengaruh yang kuat untuk membuat jiwa gembira dan bahagia. Rasululloh sendiripun sesekali tersenyum dan tertawa hingga tampak gerahamnya yang putih, sehingga Rasululloh bersabda ; “Tersenyumlah karena senyum itu merupakan shodaqoh “.
Allah SWT menjelaskan tersenyumnya Nabi Sulaiman as, dalam Al-Qur’an surat An Naml ayat 19 ; “Maka dia tersenyum dan tertawa karena mendengar perkataan semut itu, dan dia berdo’a ; Yaa Tuhanku, berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri ni’mat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu dan bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang engkau ridhoi; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu kedalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh”.

Salah satu ni’mat yang diberikan Allah kepada orang-orang yang beriman dan mereka menjadi penduduk ahli surga adalah senyum dan tertawa, sebagaimana firman-Nya dalam Al-Qur’an surat Al-Muthaffifin ayat 34 ; “ Maka pada hari ini, orang-orang yang beriman mentertawakan/tersenyum kepada orang-orang kafir”.
Orang Arab senang memuji manusia yang murah senyum, yang selalu tampak ceria. Menurut mereka perangai yang demikian itu merupakan pertanda kelapangan dada, kedermawanan sikap, kemurahan hati, kewibawaan perangai dan ketanggapan fikiran. Pada dasarnya, Islam dibangun atas dasar prinsip keseimbangan antara aqidah syari’at dan akhlak. Maka dan itu Islam tak mengenal kemuraman yang menakutkan. Karena, muram durja dan muka masam adalah cermin dan jiwa yang galau, fikiran yang kacau, kepala yang rancau. Senyum/tertawa lepas yang tak beraturan akan mematikan hati. Sebagaimana sabda Rasululloh SAW; “Meski engkau menjumpai saudaramu hanya dengan senyum dan wajah berseri”.
Dalam Faidhul Khathir, Ahmad Amin menjelaskan “Orang yang murah tersenyum dalam menjalani hidup ini bukan saja orang yang paling mampu membahagiakan diri sendiri, tetapi juga orang yang paling mampu berbuat, orang yang paling sanggup memikul tanggungjawab, orang yang paling sanggup menghadapi kesulitan dan memecahkan persoalan dan orang yang paling dapat menciptakan hal-hal yang bermanfaat bagi dirinya dan orang lain”.
Andai saja saya disuruh memilih antara harta yang banyak atau kedudukan yang tinggi dengan jiwa yang tenteram damai dan selalu tersenyum, pastilah aku memilih yang kedua. Sebab apa artinya harta yang banyak bila wajah selalu cemberut ? Apa arti semua yang ada di dunia ini ?, bila perasaan selalu sedih, gelisah tidak ada kedamaian ? Apa arti kecantikan seorang isteri jika selalu cemberut dan hanya membuat rumah tangga menjadi neraka saja ? tentu saja, seorang isteri yang tidak terlalu cantik akan seribu kali lebih baik jika dapat menjadikan rumah tangga senantiasa senyum laksana surga yang menyejukkan setiap saat.
Senyum tak akan ada harganya bila tidak terbit dari hati yang tulus dan tabiat dasar seorang manusia. Setiap bunga tersenyum, hutan tersenyum, sungai dan laut juga tersenyum. Langit, bintang gemintang dan burung-burung, semuanya tersenyum. Dan manusia, sesuai watak dasarnya adalah makhluk yang suka tersenyum. Itu bila dalam dirinya tidak terkena penyakit tamak, hasad-dengki dan egoisme yang selalu membuat rona wajah tampak selalu kusut dan cemberut. Adapun bila ketiga hal itu meliputi seseorang, niscaya ia akan menjelma sebagai manusia yang selalu mengingkari keindahan alam semesta. Artinya, orang yang selalu bermuram durja dan pekat jiwanya tak akan pernah melihat keindahan dunia sedikitpun. Ia juga tak akan mampu melihat hakikat atau kebenaran dikarenakan kekotoran hatinya. Betapapun, setiap manusia akan melihat dunia ini melalui perbuatan, pikiran dan dorongan hidupnya. Yakni, bila amal perbuatannya baik, pikirannya bersih dan motivasi hidupnya suci, maka kacamata yang akan ia gunakan untuk melihat dunia ini adalah kacamata gelap yang membuat segala sesuatu di dunia ini tampak serba hitam dan pekat.
Tidak ada yang membuat jiwa dan wajah menjadi demikina muram selain keputusasaan. Maka jika anda menginginkan senyuman, tersenyumlah terlebih dahulu dan perangilah keputusasaan. Percayalah, kesempatan itu selalu terbuka, kesuksesan selalu membuka pintunya untuk anda dan untuk siapa saja. Karena itu, biasakan pikiran anda agar selalu menatap harapan dan kebaikan dimasa yang akan datang. Setiap kali kita melihat kesulitan, jiwa seseorang yang murah senyum justru akan menikmati kesulitan itu dengan memacu dia untuk mengalahkannya.
Begitu ia memperlakukan suatu kesulitan; melihatnya lalu tersenyum, menyiasatinya lalu tersenyum dan berusaha mengalahkannya lalu tersenyum. Berbeda dengan jiwa manusia yang selalu risau. Setiap kali menjumpai kesulitan, ia ingin segera meninggalkannya dan melihatnya sebagai sesuatu yang amat sangat besar dan memebratkan dirinya. Dan itulah yang acapkali menyebabkan semangat seseorang menurun dan asanya pun. Berkurang.
Bahkan, tak jarang orang seperti ini berdalih dengan kata-kata; “seandainya”, “kalau saja”, dan “seharusnya ……..” orang seperti ini sangatlah nista. Bukan zaman yang mengutuknya, tapi dirinya dan pendidikan yang telah memebsarkannya. Bagaimana tidak; ia menginginkan keberhasilan dalam menjalani kehidupan ini tanpa mau membayar ongkosnya. Orang seperti ini ibarat seseorang yang hendak berjalan tetapi selalu dibayangi oleh seekor singa yang siap menerkam dirinya dari belakang. Akibatnya, ia hanya menunggu langit menurunkan emasnya atau bumi mengeluarkan kandungan harta karunnya.

1 comment:

Anonymous said...

Hello. This post is likeable, and your blog is very interesting, congratulations :-). I will add in my blogroll =). If possible gives a last there on my blog, it is about the Home Broker, I hope you enjoy. The address is http://home-broker-brasil.blogspot.com. A hug.