Monday, February 4, 2008

MERUBAH KEGAGALAN JADI KESUKSESAN

Siapa mau gagal ? Tentu saja tidak ada yang bersedia. Hampir semua orang berusaha untuk tidak menemui kegagalan. Namun meski tak diinginkan, gagal Bering dengan santainya menghampiri manusia. Tak selamanya manusia berada hanya pada satu kondisi, misalnya sukses atau gagal saja. Sebab itulah hidup manusia menjadi dinamis.

Gagal dan sukses adalah dua buah kata yang setiap saat akan menyertai setiap usaha manusia. Dua kata ini ticlak melekat bersamaan namun bergantian. Dua kata itu saling menggantikan posisinya pada setiap usaha manusia dan memiliki arti yang berbeda bahkan saling berlawanan. Kalau bukan sukses yang ditemui maka kondisi yang sangat mungkin timbul adalah gagal.
Sukses atau gagal bagi tiap orang memiliki standar yang berbeda untuk hal yang sama. Karena persepsi terhadapnya tiap orang berbeda-beda. Reaksi terhadap sukses atau gagalpun tiap orang tak sama. Hal ini terjadi karena masing-masing manusia berbeda satu sama lain, unik dan khas.
Perbedaan tersebut dipengaruhi oleh faktor sosial budaya, tingkat aspirasi atau pun motivasi, pola asuh dalam keluarga, dan alasan yang sangat beragam. Di Jepang misalnya, gagal atau kegagalan ibarat akhir dari segalanya yang dapat berujung pada harakiri. Sedangkan dibelahan bumi yang lain kita mengenal pepatah "Kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda". Terkadang kita saat merasakan gagal enggan rasanya mendengar pepatah itu.
Dibalik pepatah itu ada sebuah tujuan yang luhur yaitu menyuntikkan semangat bahwa kegagalan bukan akhir dari segalanya. Kegagalan dapat bersifat positif apabila kita dapat menarik manfaat dari kegagalan itu. Tetapi bisa juga bersifat negatif apabila dianggap sebagai sebuah gerbang yang tidak dapat ditembus lagi, apalagi untuk dimasuki. Hal ini kemudian membuat orang menyerah pada nasib.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar kita tak selalu terpuruk pada kegagalan:
1. Bersikap positif terhadap kegagalan
Sikap positif ini merupakan dasar utama untuk memahami bahwa kegagalan bukan sesuatu yang harus ditakuti. Tanga adanya sikap positif, kita akan merasa seolah-olah hidup di alam tak nyata, pasif, menarik diri, dan tidak ingin berbuat apa-apa lagi karena takut gagal. Bersikap positif artinya mampu memandang suatu kegagalan sebagai peristiwa hidup yang harus dialami. Kita siap untuk menerima kegagalan kapan saja dan dalam bentuk apa pun. Dan yang lebih penting kita dapat menikmati hidup dalam kondisi apapun, sehingga kita merasakan kehidupan ini bermakna dalam segala situasi serta mampu menerima diri secara penuh. Hal ini akan sangat berpengaruh pada rasa harga diri kita dan akan berujung pada memiliki konsep diri yang positif.
2. Mencari penyebab
Ada dua faktor utama penyebab kegagalan, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal dapat disebabkan misalnya, kurang hati-hati dalam melakukan sesuatu atau menganggap remeh, sehingga dalam melakukannya tidak sepenuh hati. Sedangkan untuk faktor eksternal seperti persaingan dengan orang lain, mungkin kemampuan yang dimiliki sama atau melebihi kemampuan kita sehingga memperbesar peluang kegagalan. Terkadang kita mudah melemparkan alasan bahwa kegagalan adalah faktor eksternal. Begitu mudahnya menyalahkan hal-hal diluar diri kita sebagai penyebab kegagalan. Namun sulit untuk mengakui bahwa kegagalan itu juga dipengaruhi oleh hal-hal yang bersifat internal. Bahkan mungkin faktor internallah yang memiliki andil terbesar.
3. Melakukan Identifilkasi
Melalukan identifikasi akan memudahkan kita dalam mengatasi kegagalan, mana yang didahulukan untuk diatasi dan mana yang nomor sekian. Mengidentifikasi dapat dilakukan dengan cara mencatat hal-hal yang sering membuat kita gagal. Faktor internal atau eksternal. Mengatasi faktor internal tentu lebih sulit dibandingkan dengan faktor eksternal. Karena rasa-rasa dari kita takut untuk melihat diri sendiri dan sulit menerima kenyataan bahwa kita ternyata tidak seperti yang kita bayangkan.
4. Mengevaluasi Diri
Umumnya kalau kita gagal yang pertama disalahkan adalah pihak luar, jarang yang mau mengakui kesalahan diri. Melakukan evaluasi diri berarti kita berusaha mengakui kesalahan itu, bersikap dewasa dan bijaksana karena berani bertanggung jawab terhadap apa yang dilakukan. Evaluasi diri sekaligus melatih untuk semakin mengerti tentang diri kita sendiri.
5. Menggali Kekuatan Diri
Kegagalan sebenarnya bukan suatu pertanda kita tidak memiliki kekuatan dalam diri. Kita hanya belum mengenal atau mampu menggunakan kekuatan itu secara maksimal. Gali potensi-potensi yang sangat mungkin untuk dikembangkan. Kita akan berhasil menginventarisasi potensi-potensi apabila terus berusaha mengenali kekuatan kita
6. Mengenali Kelemahan diri
Meneliti kelemahan sendiri sebenarnya merupakan kesempatan untuk melakukan koreksi diri. Sebaliknya, bila tidak mau meneliti kelemahan, seolah kita hidup dalam dunia maya, karena tidak akan pernah melihat diri kita yang sebenarnya.
7. Melihat Peluang
Hendaknya kita pandai melihat peluang. Peluang dapat diperoleh apabila mau belajar dari kegagalan itu sendiri serta mampu menyiasati hal-hal yang membuat kita gagal. Perlu disadari, yang kita alami bukanlah suatu ancaman bagi kehidupan kita, melainkan kesempatan untuk mengubah hidup kita menjadi lebih efektif.
8. Trial & Error
Hal ini merupakan salah satu tolok ukur bahwa kita ingin mengubah kegagalan menjadi kesuksesan. Tinggal sejauh mana kita mau dan berani mencoba kembali kegagalan itu. Sebelum mencoba kembali, hendaknya dipikirkan masak-masak langkah-langkah yang akan ditempuh. Kunci utama trial and error adalah ketekunan dan sikap pantang menyerah dalam uji coba mengatasi kegagalan.
9. Iringi Setiap Usaha Dengan Sikap Tawakkal
Dengan menyadari bahwa setiap usaha hasil akhirnya adalah hak Allah SWT. Kita wajib berusaha sungguh-sungguh dan yang tak kalah pentingnya adalah kita harus tawakkal, berserah diri. Adalah sunatullah bahwa hasil yang akan dituai sebanding dengan usaha yang kita lakukan, namun adakalanya kita tidak tahu hasil yang terbaik untuk kita. Hanya Allahlah yang tahu, karena bagaimanapun pengetahuan kita atas diri kita jauh dibawah pengetahuan Allah atas diri kita, karena Dialah Sang Pencipta kita. Menyadari bahwa gagal dan sukses ada campur tangan Allah, Insya Allah akan membuat kita mampu berlapang dada menerima kegagalan dan menghimpun energi kembali untuk mencoba berusaha menggapai kesuksesan.

No comments: