Thursday, February 7, 2008

MENCETAK GURU BERKUALITAS: TANTANGAN DUNIA PENDIDIKAN

Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Fuad Hassan ketika dimintai
pendapatnya tentang perkembangan pendidikan Indonesia pernah berkata.
“Jangan terlalu ribut soal kurikulum dan sistemnya. Itu semua bukan
apa-apa, justru pelaku-pelakunya itulah yang lebih penting
diperhatikan,” Sebagai mantan Mentri Pendidikan beliau tentu sadar
betul bahwa kualitas gurulah yang justru menjadi permasalahan pokok
pendidikan dimana pun. Baik itu di Indonesia, di Jepang, Finlandia, di
AS, di manapun di dunia ini kualitas pendidikan ditentukan oleh
kualitas gurunya, bukan oleh besarnya dana pendidikan dan juga bukan
oleh hebatnya fasilitas. Jika guru berkualitas baik maka baik pula
kualitas pendidikannya.
Contohnya adalah Finlandia, negara dengan kualitas pendidikan terbaik
di dunia, yang dengan serius menjaga kualitas gurunya.

Guru-guru Finlandia boleh dikata adalah guru-guru dengan kualitas
terbaik dengan pelatihan terbaik pula. Profesi guru sendiri adalah
profesi yang sangat dihargai, meski gaji mereka tidaklah fantastis.
Lulusan sekolah menengah terbaik biasanya justru mendaftar untuk dapat
masuk di sekolah-sekolah pendidikan dan hanya 1 dari 7 pelamar yang
bisa diterima, lebih ketat persaingainnya ketimbang masuk ke fakultas
bergengsi lainnya seperti fakultas hukum dan kedokteran! Bandingkan
dengan Indonesia yang guru-gurunya dipasok oleh siswa dengan kualitas
seadanya dan dididik oleh perguruan tinggi dengan kualitas seadanya
pula.
Dengan kualitas mahasiswa yang baik dan pendidikan dan pelatihan guru
yang berkualitas tinggi tak salah jika kemudian mereka dapat menjadi
guru-guru dengan kualitas yang tinggi pula. Dengan kompetensi tersebut
mereka dengan mudah menggunakan metode kelas apapun yang mereka suka,
dengan kurikulum yang mereka rancang sendiri, dan buku teks yang mereka
pilih sendiri. Tak ada permasalahan dengan kurikulum apa pun yang
mereka inginkan. Dengan koki yang hebat bahan makanan seadanya bisa
menjadi masakan yang enak dan menarik sedangkan orang yang tidak bisa
memasak hanya akan merusak bahan makanan yang sebaik apa pun.

No comments: